KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan telaahan staf dengan judul “Analisa Kerusakan dan
Perbaikan Pipa Injector Mesin Komatsu Type SAA12V140-P1150 di PLTD Dompu”
sebagai evaluasi terhadap kegiatan on the
job training (OJT) untuk pengangkatan sebagai pegawai tetap di PT. PLN
(Persero) di Wilayah Nusa Tenggara Barat.
Selama
mengikuti OJT, banyak sekali bimbingan dan dukungan yang diberikan kepada
penulis. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya
kepada :
1.
Orang tua penulis
yang telah membimbing dan memberi arahan serta nasihat hingga saat ini.
2.
Bapak Eko Wardoyo selaku
Manajer PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Dompu sekaligus mentor utama penulis yang
telah membimbing selama kegiatan OJT.
3.
Seluruh karyawan di
lingkungan PT. PLN (Persero) Pusat Listrik Dompu.
Penulis menyusun Telaahan Staf ini dengan segenap
kemampuan dan tidak terlepas dari kekurangan dan keterbatasan, sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Telaahan Staf ini.
Akhirnya, penulis berharap tulisan ini dapat memberi
manfaat bagi semua pihak yang membacanya. Khususnya, bagi kepentingan
perusaahan PT. PLN (Persero).
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................
KATA
PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR
ISI.................................................................................................................
DAFTAR
GAMBAR....................................................................................................
DAFTAR
TABEL.........................................................................................................
ABSTRAK....................................................................................................................
|
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
|
|
I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.
|
LATAR
BELAKANG.....................................................................................
PERMASALAHAN........................................................................................
PERSOALAN..................................................................................................
PRA
ANGGAPAN..........................................................................................
FAKTA YANG
MEMPENGARUHI..............................................................
PEMBAHASAN..............................................................................................
KESIMPULAN...............................................................................................
TINDAKAN YANG
DISARANKAN............................................................
REFERENSI
LAMPIRAN
|
1
2
3
4
5
6
16
17
|
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.1
Gambar 6.2
Gambar 6.3
Gambar 6.4
Gambar 6.5
|
Sistem pengabutan common rail.................................................................
Sistem pengabutan pompa
pribadi..............................................................
Pengabutan sistem
distribusi.......................................................................
Pengabutan sistem unit
pengabut................................................................
Sistem bahan bakar untuk mesin-mesin kecil di PLTD Dompu.................
|
7
8
9
10
12
|
DAFTAR TABEL
Tabel 6.1.
Tabel 6.2.
Tabel 6.3.
Tabel 6.4.
Tabel 6.5.
Tabel 6.6.
Tabel 6.7.
|
Standard ukuran pipa baja........................................................................
Hasil dari perbaikan..................................................................................
Daya mampu mesin sebelum perbaikan...................................................
Pemakaian bahan bakar terhadap produksi kWh sebelum perbaikan......
Daya mampu mesin setelah perbaikan.....................................................
Pemakaian bahan bakar terhadap produksi kWh setelah perbaikan.........
Tabel saving kWh yang didapatkan setelah sebesar 298 Rp/kWh...........
|
11
13
14
14
14
14
15
|
ABSTRAK
Pipa injector adalah salah satu
komponen pada sistem bahan bakar mesin diesel yang sering mengalami gangguan
yang akhirnya mesin tidak bisa beroperasi secara normal, bahkan menyebabkan
tidak bisa beroperasi sama sekali. Karena fungsi komponen tersebut sangatlah
penting sehingga butuh perhatian khusus terutama pemeliharaan yang benar.
Setelah dilakukan analisa dan perbaikan pipa injector yang mengalami gangguan
pada mesin diesel Komatsu Type SAA12V140-P1150, permasalahnnya adalah kerusakan
mekanis yang disebabkan antara
lain oleh getaran mesin,
terjadi
gesekan antara pipa-pipa tersebut hingga menyebabkan kebocoran. Setelah
dianalisa, pipa injector atau pipa tekanan tinggi tersebut terbuat dari baja yang bersifat keras namun cendrung getas. Sifat yang keras dan cenderung
getas ini mengakibatkan pipa mudah
terkikis. Ditambah lagi injector yang mengalami penyumbatan mengakibatkan
bertambah banyaknya kebocoran pada pipa tekanan tinggi. Langkah perbaikan yang
dilakukan ialah mengelas pipa-pipa yang bocor dengan las kuningan. Selain itu,
kerusakan spare part tersebut berdampak pada Specific Fuel Consumption (SFC)
pada mesin tersebut. SFC mesin Komatsu Type SAA12V140-P1150 sebelum dilakukan
perbaikan adalah 0,2900 ltr/kWh setelah
dilakukan perbaikan, menjadi 0,2652ltr/kWh
telah menyelamatkan saving kWh produksi sebesar 298 Rp/kWh.
Kata kunci : Injector,
SFC, kWh produksi.
BAB I
LATAR BELAKANG
Sebagian besar mesin pembangkit PT. PLN (Persero) Wilayah
NTB masih menggunakan Diesel dengan berbahan bakar minyak. Dengan kondisi ini PT.
PLN (Persero) Wilayah NTB Area Bima khususnya Pusat Listrik Dompu melakukan
upaya kontinuitas ketersediaan daya pembangkit mesin diesel sehingga diperlukan
kecepatan penanganan gangguan pada sistem bahan bakar. Dengan cara memperbaiki
pipa injector mesin Komatsu Type
SAA12V140-P1150 di PLTD Dompu yang mengalami gangguan diharapkan bisa tercapainya
target kinerja.
Pipa injector adalah salah satu komponen pada sistem
bahan bakar mesin diesel yang sering mengalami gangguan yang akhirnya mesin
tidak bisa beroperasi secara normal, bahkan menyebabkan tidak bisa beroperasi
sama sekali. Karena fungsi komponen tersebut sangatlah penting sehingga butuh
perhatian khusus terutama pemeliharaan yang benar.
Kerja pipa injector yang baik akan mempengaruhi keandalan
suatu mesin diesel, serta menentukan boros dan tidaknya pemakaian bahan bakar
mesin diesel itu sendiri. Dengan pemeliharaan yang baik dan benar diharapkan
ketersediaan daya mampu mesin tidak berkurang, efisiensi dari sisi pemakaian
bahan bakar dan kinerja unit akan tercapai.
BAB II
PERMASALAHAN
Dari uraian latar belakang tersebut diatas bahwa fungsi
pipa injector sangat penting sehingga kami melakukan perhatian khusus tentang
bagaiamana cara perbaikan yang baik bila mengalami gangguan. Sehingga, apabila
mesin tersebut mengalami gangguan bisa diatasi dengan cepat dan mesin dapat beroperasi
kembali.
Permasalahan yang sering terjadi pada pipa injector
adalah seringnya terjadi kebocoran pada pipa tersebut yang diakibatkan getaran
mesin dan menimbulkan gesekan antar pipa dengan mesin hingga menyebabkan
kebocoran. Setelah
dianalisa, pipa injector atau pipa tekanan tinggi tersebut terbuat dari baja yang bersifat keras namun cendrung getas. Sifat yang keras dan cenderung getas
ini mengakibatkan pipa mudah terkikis. Ditambah lagi injector yang mengalami penyumbatan
mengakibatkan bertambah banyaknya kebocoran pada pipa tekanan tinggi.
Untuk hal itu, yang terpenting dilakukan adalah
memperbaiki pipa injector yang
mengalami gangguan. Dengan cara tersebut diharapkan mesin diesel Komatsu Type SAA12V140-P1150
dapat beroperasi kembali secara normal.
BAB III
PERSOALAN
Pipa injector mesin
diesel Komatsu Type SAA12V140-P1150 adalah jenis khusus yang tidak mudah
didapatkan di pasaran serta pengadaannya harus melalui proses pemesanan yang
pada akhirnya akan memakan biaya serta waktu yang cukup lama, untuk mendapatkan pipa injector yang ingin dipesan tersebut. Karena biaya dan waktu yang
lama tersebut perlu dilakukan penghematan biaya dan waktu.
Selain itu, akibat dari kebocoran pipa tekanan tinggi
tersebut pemakaian HSD (High Speed
Diesel) pada mesin Komatsu Type SAA12V140-P1150 menjadi boros dan tidak
sebanding dengan produksi kWh yang dihasilkan.
Untuk itu, langkah perbaikan yang cepat ialah dengan
mengelas pipa injector tersebut dengan menggunakan las kuningan. Diharapkan
dengan langkah perbaikan ini akan berpengaruh terhadap ketersediaan daya mampu
produksi kWh, efisisensi biaya, serta efisiensi terhadap pemakaian bahan bakar.
BAB IV
PRA ANGGAPAN
Dengan memperbaiaki pipa injector mesin diesel Komatsu Type SAA12V140-P1150 akan menurunkan
pemakaian bahan bakar minyak (SFC)
efisiensi terhadap biaya pemeliharaan. Disisi pembangkit, mempercepat
ketersediaan daya pembangkit listrik mesin diesel, dan meningkatkan produksi
kWh mesin serta kinerja Pusat Listrik Dompu akan lebih baik.
BAB V
FAKTA YANG
MEMPENGARUHI
1.
Kemampuan daya
mesin menurun sehingga menyebabkan daya mampu kurang dari 80%. Sehingga,
terjadi pemborosan pada pemakaian bahan bakar yang berpengaruh pada SFC mesin itu sendiri.
2.
Banyak bahan bakar
yang tumpah di sekitar area mesin Komatsu Type SAA12V140-P1150 dikarenakan ada
kebocoran.
3.
Jarak antara pipa-pipa
injector sisi RE (Right Engine) sangat
dekat dibandingkan sisi LE (Left Engine).
Sehingga, pada saat mesin beroperasi getaran mesin mengakibatkan gesekan antara
pipa-pipa tersebut.
4.
Material pipa
tekanan tinggi maupun pipa injector terbuat dari material baja yang keras namun cendrung getas. Sehingga,
saat pipa-pipa tersebut bergesekan mengakibatkan kebocoran pada pipa-pipa
tersebut.
5.
Separator yang
kotor diduga menyebabkan injector mengalami
penyumbatan yang menambah kebocoran pada pipa semakin membesar.
BAB VI
PEMBAHASAN
I.
LANDASAN TEORI
A.
PENGERTIAN SISTEM
BAHAN BAKAR
Pengertian
sistem bahan bakar adalah suatu sistem dimana bahan bakar dari tangki
penyimpanan dialirkan ke silinder dan dikabutkan ke dalamnya dengan dibantu
dengan sebuah pompa (Suhodo, 2002).
Sistem bahan
bakar merupakan sistem yang sangat vital bagi keberhasilan operasi suatu motor
diesel mengingat bahwa sangat berkaitan dengan penyediaan tenaga yang berasal
dari bahan bakar.
Sistem pengabutan
bahan bakar harus sempurna, karena bila sistem pengabutan bahan bakar yang
tidak sempurna akan menyebabkan kekurangan tenaga atau tidak maksimal dan hal
ini akan menimbulkan kerugian tenaga serta mempengaruhi daya motor.
B.
FUNGSI
SISTEM BAHAN BAKAR
Sistem bahan bakar berfungsi untuk
(Surbakty, 1985) :
a.
Mengalirkan bahan bakar dari tangki
harian sampai ke ruang bakar.
b.
Mengatur jumlah bahan bakar yang
dikabutkan.
c.
Mengatur saat pengabutan yang tepat.
d.
Mengatur lamanya pengabutan.
e.
Mengabutkan bahan bakar dan
memasukannya ke dalam silinder
f.
Mendistribusikan bahan bakar yang
telah ditakar kesetiap silinder.
C.
METODE
PENGABUTAN BAHAN BAKAR
Metode
pengabutan bahan bakar yang banyak digunakan adalah sebagai berikut :
1.
Pengabutan sistem common rail
Sistem ini
mempunyai pompa tunggal yang menekan bahan bakar kesebuah “header” (common
rail atau tabung bersama) dengan tekanan yang tinggi. Bahan bakar
tersebut dialirkan ke pengabut melalui pipa bahan bakar tekanan tinggi.
Saat pengabutan bahan bakar oleh pengabut tersebut diatur oleh gerakkan kam
(Boentarto, 1996).
Sistem pengabutan bahan bakar dengan
common rail memiliki keuntungan, bahwa kontruksinya sederhana sehingga
memudahkan dalam pemeliharaan, apabila karena suatu beban kecepatannya turun,
secara otomatis aliran bahan bakar ke silinder bertambah (Daryanto, 2004).
2.
Pengabutan sistem pompa pribadi (Individual
Jerk Pump)
Pada sistem
pompa pribadi setiap silinder dilayani oleh satu pompa penekan bahan
bakar. Jadi, setiap pengabut dilayani oleh satu pompa penekan bahan
bakar. Pompa penekan bahan bakar adalah pompa plunyer yang dilengkapi
dengan pengatur kapasitas pengabutan, sedangkan daya untuk menggerakkan pompa
diambil dari daya motor itu sendiri. Pompa penekan bahan bakar
dihubungkan dengan nozel melalui pipa tekanan tinggi dan nozel akan memberikan
bentuk pengabutan ke dalam silinder sesuai dengan bentuk mulut atau lubang
nozel (Boentarto, 1996).
Pompa tipe ini memerlukan ketelitian
yang tinggi, baik untuk keperluan timing maupun untuk pengontrolan jumlah bahan
bakar yang dikabutkan. Jumlah pengabutan bahan bakar setiap langkah pompa
antara 1/2000 untuk beban penuh sedangkan pada keadaan motor diesel tanpa beban
mencampai 1/100.000 dari volume silindernya (Daryanto, 2004).
3.
Pengabutan sistem distribusi
Pada sistem
distribusi hanya menggunakan sebuah pompa penekan bahan bakar untuk melayani
semua pengabut yang ada disetiap silinder. Pada sistem ini pompa tersebut
mengalirkan bahan bakar dengan tekanan tinggi masuk ke dalam distributor.
Pompa penekan bahan bakar pada sistem distributor juga dilengkapi dengan alat
pengatur kapasitas (Arismunandar, 2002)
4.
Pengabutan
sistem unit pengabut
Pada sistem
ini tidak diperlukan pipa-pipa tekanan tinggi karena pompa penekan bahan bakar
dan pengabut dibuat menjadi satu kesatuan. Pada setiap silinder dilayani
oleh satu pengabut yang bekerjanya diatur oleh poros kam, batang penekan dan
tuas. Pada unit pengabut terdapat sebuah plunyer yang berfungsi untuk
menaikkan tekanan bahan bakar, mengatur jumlah bahan bakar dan menentukan saat
pemasukan bahan bakar ke dalam silinder (Boentarto, 1996).
Gambar 6.4 Pengabutan sistem unit pengabut
Sistem bahan
bakar motor diesel dibuat sedemikian presisi agar dapat menghasilkan kemampuan
yang cukup pada waktu tegangan tinggi. Jika kebetulan terdapat kotoran
kecil atau air masuk kedalam bahan bakar, maka daya tahan pemakaian pompa
penekan bahan bakar dan pengabut yang merupakan bagian terpenting dari motor
diesel dapat dikurangi.
D.
PIPA TEKANAN TINGGI.
Pipa
pengabut bahan bakar tekanan tinggi adalah pipa yang menghubungkan pompa
penekan bahan bakar dengan pengabut. Pipa tersebut harus tahan terhadap
tekanan tinggi karena itu pipa tersebut biasanya terbuat dari baja, berdinding
tebal dan dibuat dengan diameter luar 6 mm dan diameter dalam 1,6 mm
(Arismunandar,W dan Koichi Tsuda, 2004).
Pipa injector terbuat dari baja
lunak. Tujuannya agar pipa tersebut tahan dengan tekanan tinggi bahan bakar
pada mesin diesel. Komposisi campuran besi dan
karbon, kadar karbon 0,1% - 0,3%, membuat sifat dapat ditempa dengan tanah
liat. Digunakan untuk membuat mur, sekrup, pipa, dan keperluan umum dalam
pembangunan. (Hari
Amanto dan Daryanto, 1999).
Pipa tekanan tinggi
dibuat dan direncanakan untuk suatu tekanan tertentu menurut spesifikasi mesin
tersebut dengan pertimbangan besarnya tekanan serta penginjeksiannya. Oleh
karena itu, dalam penggantian pipa injeksi ini harus disesuaikan dengan
spesifikasi yang direkomendasikan oleh pabrik. Demikian pula dalam pembentukannya
tidak boleh dibengkokan kurang dari radius 50 mm (2”) dan jangan sekali-kali
membengkok dengan menggunakan bantuan pemanasan (Mohamad Arifin, 2012).
Standard ukuran pipa baja menurut JIS.
Inside Diameter
(mm)
|
Outside Diameter
(mm)
|
Nominal Size Pipe
(inch)
|
SGP (JISG3452)
(mm)
|
STPG-38 Sch.40
(JIS G3454)
(mm)
|
STPG-38 Sch.80
(JIS G3454)
(mm)
|
6
10
15
20
25
32
40
50
65
80
100
125
150
200
250
300
350
400
450
500
|
10,5
17,3
21,7
27,2
34,0
42,7
48,6
60,5
76,3
89,1
114,3
139,8
165,2
216,3
267,4
318,5
355,6
406,4
457,2
508,0
|
0,25
0,375
0,5
0,75
1
1,25
1,5
2
2,5
3
4
5
6
8
10
12
14
16
18
20
|
2,0
2,3
2,8
2,8
3,2
3,5
3,5
3,8
4,2
4,2
4,5
4,5
5,0
5,8
6,6
6,9
7,9
7,9
-
-
|
1,7
2,3
2,8
2,9
3,4
3,6
3,7
3,9
5,2
5,5
6,0
6,6
7,1
8,2
9,3
10,3
11,1
12,7
-
-
|
2,4
3,2
3,7
3,9
4,5
4,9
5,1
5,5
7,0
7,6
8,6
9,5
11,0
12,7
-
-
-
-
-
-
|
Tabel
6.1. standard ukuran pipa baja
.
E.
SISTEM BAHAN BAKAR
DI PLTD DOMPU
Sistem bahan bakar di PLTD
Dompu menggunakan single pump dan distributor pump. Single pump hanya dipasang
untuk mesin Yanmar type Z280L-ET.
Sedangkan, ditributor pump dipasang untuk mesin-mesin kecil.
Gambar 6.5 Sistem
bahan bakar untuk mesin-mesin kecil di PLTD Dompu.
Mesin diesel Komatsu Type
SAA12V140-P1150 mempunyai 12 cylinder. Tiap-tiap sisi engine mempunyai 6
cylinder. sistem bahan bakar yang digunakan adalah sistem pengabut distribusi.
Dimana, masing-masing sisi engine mempunyai satu injection pump.
F.
PERBAIKAN PIPA INJECTOR
I.
Alat dan bahan
a.
Alat
-
Satu set toolbox.
-
Satu set las
asetilen.
b.
Bahan
-
Satu buah kawat las
kuningan.
-
Pijar.
-
Pipa overflow kepunyaan
mesin diesel yang lain.
-
Selang.
II. Langkah pembongkaran.
1.
Lepaskan tutup head
cylinder.
2.
Buka semua baut
nepel pada overflow pipe joint, pipa
tekanan tinggi dan pipa overflow.
3.
Lepaskan pipa
tekanan tinggi nomor 4 dan 5.
4.
Simpan baut-baut
nepel serta ringnya di tempat yang aman agar tidak hilang.
5.
Perhatikan secara
visual pipa-pipa tersebut yang mengalami kebocoran.
III.
Langkah perbaikan.
1.
Untuk pipa yang
mengalami kebocoran dilas dengan mengunakan las kuningan. Pengelasan dilakukan
di bengkel las di luar PLTD Dompu.
2.
Untuk pipa yang
patah diganti dengan yang serupa, dikarenakan tidak tersedianya spare part di PLTD
Dompu.
IV.
Tabel perbaikan.
NO.
|
PIPA INJECTION
PUMP
|
KETERANGAN
|
PERBAIKAN
|
1
|
Overflow pipe
joint
|
Bocor/hampir
patah
|
Dilas
|
2
|
Overflow
|
Patah
|
Diganti
|
3
|
Pipe high
pressure 4 RE
|
Bocor
|
Dilas
|
4
|
Pipe high
pressure 5 RE
|
Bocor
|
Dilas
|
Tabel
6.2. hasil dari perbaikan
V.
Langkah pemasangan.
1.
Pasangkan terlebih
dahulu overflow pipe joint dan pipa overflow. Perhatikan ring-ring pipa
tersebut agar lengkap di sisi dalam dan sisi luar pipa. Untuk mengikat pipa
tersebut dengan baut nepel jangan sampai terlalu kencang agar tidak patah.
2.
Kemudian, pasangkan
kembali pipa tekanan tinggi nomor 4 dan 5. Perhatikan pada saat mengencangkan
mur atas dan bawah pastikan tidak miring.
3.
Potong sebagian
selang kemudian dipasang diantara sela-sela pipa tekanan tinggi agar tidak
terjadi gesekan antara pipa-pipa yang bersentuhan.
VI.
Hasil dan
pembahasan
1.
Sebelum perbaikan.
Jam
|
WITA
|
18.00
|
18.30
|
19.00
|
20.00
|
20.30
|
21.00
|
Beban
|
KW
|
350
|
400
|
400
|
400
|
400
|
400
|
Putaran
|
Rpm
|
1500
|
1500
|
1500
|
1500
|
1500
|
1500
|
Frekuensi
|
Hz
|
50
|
50
|
50
|
50
|
50
|
50
|
Arus
|
Amp
|
615
|
639
|
639
|
650
|
650
|
650
|
Faktor beban
|
Cos φ
|
0.97
|
0.99
|
0.99
|
0.99
|
0.99
|
0.99
|
Tabel
6.3. daya mampu mesin sebelum perbaikan
Pemakaian HSD
|
Awal (A)
|
Akhir (B)
|
B-A
|
Hasil faktor kali
|
|
Flowmeter HSD
|
Liter × 10
|
2725.0
|
2823.6
|
98.6
|
986
|
kWh Produksi
|
kWh × 400
|
30585.5
|
30594.0
|
8.5
|
3400
|
SFC
|
Liter/kWh
|
0.2900
|
Tabel
6.4. pemakaian bahan bakar terhadap produksi kWh sebelum perbaikan.
2.
Setelah perbaikan.
Jam
|
WITA
|
18.00
|
18.30
|
19.00
|
20.00
|
20.30
|
21.00
|
Beban
|
KW
|
400
|
450
|
450
|
450
|
450
|
450
|
Putaran
|
Rpm
|
1500
|
1500
|
1500
|
1500
|
1500
|
1500
|
Frekuensi
|
Hz
|
50
|
50
|
50
|
50
|
50
|
50
|
Arus
|
Amp
|
623
|
677
|
687
|
669
|
663
|
666
|
Faktor beban
|
Cos φ
|
0.97
|
0.99
|
0.99
|
0.99
|
0.99
|
0.99
|
Tabel
6.5. daya mampu mesin setelah perbaikan
Pemakaian HSD
|
Awal (A)
|
Akhir (B)
|
B-A
|
Hasil faktor kali
|
|
Flowmeter HSD
|
Liter × 10
|
3000.6
|
3068.5
|
67.9
|
679
|
kWh Produksi
|
kWh × 400
|
30610.4
|
30616.8
|
6.4
|
2560
|
SFC
|
Liter/ kWh
|
0.2652
|
Tabel
6.6. pemakaian bahan bakar terhadap produksi kWh setelah perbaikan.
A
|
SFC sebelum perbaikan (Liter/
kWh)
|
0,2900
|
B
|
SFC sedudah perbaikan (Liter/
kWh)
|
0,2652
|
C
|
Jumlah A-B (Liter/ kWh)
|
0,0248
|
D
|
Harga HSD (Rp/Liter)
|
12.000
|
E
|
Jumlah C*D (Rp/kWh)
|
298
|
Tabel
6.7. tabel saving kWh yang didapatkan sebesar 298 Rp/ kWh.
BAB VII
KESIMPULAN
1.
Dari hasil
pembongkaran serta perbaikan yang dilakukan pada pipa tekanan tinggi sisi RE mengalami
kerusakan cukup berat dikarenakan banyak terjadi kebocoran pada pipa, diduga
akibat getaran mesin serta injector
buntu menyebabkan terjadi kerusakan mekanis.
2.
Pipa tekanan tinggi
yang dilas telah menurunkan SFC dari 0,2900 menjadi 0,2652, dan didapatkan
saving kWh sebesar 298 Rp/ kWh. Selain itu, perbaikan tersebut telah menaikkan
daya mampu dari 57,14% menjadi 64,28%.
3.
Sisi mesin yang
sering mengalami gangguan pada pipa tekanan tinggi ialah pada sisi RE
dibandingkan sisi LE.
BAB VIII
TINDAKAN YANG DISARANKAN
1.
Pipa tekanan tinggi
yang sudah dilas agar diganti yang baru, ditakutkan terjadi kebocoran lagi pada
pipa tersebut.
2.
Untuk semua
komponen pendukung sistem bahan bakar agar selalu dilakukan pemeliharaan dengan
insentif sehingga efisiensi mesin selalu terjaga.
3.
Konstruksi pipa tekanan
tinggi pada sisi RE agar dibuat rapi
sedemikian rupa seperti pada sisi LE sehingga permasalahan yang serupa tidak
terjadi lagi. Atau, melapiskan selang atau karet pada pipa tekanan tinggi untuk
mengurangi gesekan antar pipa.
REFERENSI
Arismunandar,
W dan Kuichi Tsuda, 1983, Motor Diesel Putaran Tinggi, Paramudya Paramita,
Jakarta.
Hari Amanto dan Daryanto, 1999, Ilmu Bahan, Bumi Aksara,
Jakarta.
Karyanto E,
1986, Teknik Perbaikan, Penyetelan, Pemeliharaan, Trouble Shooting Motor
Diesel, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta.
Mohamad Arifin, 2012, Rancang Bangun Alat Uji Pompa Injeksi Motor Diesel
Multi Silinder, Jakarta.
Suharto,
1991, Manajemen Perawatan Mesin, Rimeka Cipta, Jakarta.
Sujanto,
1982, Pesawat kapal 1, Jakarta.
V.L Maleev,
M.E. Dr.A.M dan Priambodo B, 1986, Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel,
Erlangga, Jakarta.
Yanmar Diesel, 1980. Buku Petunjuk
Mesin Diesel Yanmar, PT Yanmar Indonesia, Jakarta.